Ketahui Jenis-jenis Bunga Bank, Berpengaruh Pada Cicilan Anda!

Jika Anda memiliki tabungan di bank atau pernah pinjam uang, pasti sudah akrab dengan istilah bunga bank. Tapi, sebenarnya apakah Anda sudah paham belum apa itu bunga bank dan bagaimana cara kerjanya? Banyak orang hanya tahu bunga sebagai keuntungan menabung atau biaya tambahan saat berutang, padahal konsep ini lebih luas dari itu.

Supaya makin paham soal keuangan, yuk kita bahas secara lengkap mulai dari pengertian bunga bank, jenis-jenisnya, hingga hal penting yang perlu Anda perhatikan sebelum menabung atau mengambil pinjaman.

Apa Itu Bunga Bank?

Sederhananya, bunga bank adalah imbalan atau biaya yang diberikan bank atas dana yang disimpan atau dipinjamkan. Jika Anda menaruh uang di rekening tabungan atau deposito, bank akan memberikan bunga sebagai bentuk apresiasi karena Anda sudah mempercayakan uang yang Anda miliki pada mereka. Sebaliknya, jika Anda meminjam uang dari bank, Anda wajib membayar bunga sebagai biaya penggunaan dana tersebut.

Di Indonesia, besar kecilnya bunga bank dipengaruhi oleh suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate). Saat BI Rate turun, bunga pinjaman biasanya ikut turun sehingga cicilan jadi lebih ringan. Sebaliknya, jika BI Rate naik, bunga kredit bisa meningkat. Jadi, fluktuasi ini sangat menentukan besarnya cicilan maupun keuntungan menabung.

Pengertian Bunga Bank Menurut Fungsi

Untuk lebih jelas, berikut pengertian bunga bank dari dua sisi:

1. Sebagai pemberi imbal hasil

Bank memberikan bunga kepada nasabah yang menabung atau menyimpan deposito. Tujuannya adalah mendorong masyarakat untuk menyimpan uang di bank.

2. Sebagai biaya pinjaman

Bunga juga menjadi keuntungan bagi bank ketika memberikan kredit. Nasabah wajib membayar bunga selain cicilan pokok sebagai biaya penggunaan dana.

Dengan begitu, arti bunga bank bisa dipahami sebagai “harga” dari penggunaan uang, baik sebagai imbalan bagi penyimpan maupun sebagai beban bagi peminjam.

Jenis-Jenis Bunga Bank

Supaya lebih paham, yuk kenali macam-macam bunga bank yang sering dipakai di produk tabungan maupun pinjaman.

1. Bunga Tetap (Fixed Interest Rate)

Bunga tetap berarti besarannya tidak berubah sepanjang periode tertentu. Misalnya, jika Anda ambil KPR dengan bunga tetap 10% per tahun, angkanya akan sama sampai akhir tenor.

Keunggulannya adalah cicilan lebih pasti sehingga mudah mengatur keuangan. Namun, bunganya sering sedikit lebih tinggi dibanding bunga mengambang, karena bank sudah memperhitungkan risiko kenaikan suku bunga di masa depan.

Baca Juga: Pemerintah Subsidi Bunga KPR sampai 10 Persen! Cicilan Jadi Lebih Ringan?

2. Bunga Mengambang (Floating Interest Rate)

Jenis bunga ini bisa berubah mengikuti kondisi pasar dan BI Rate. Jika BI Rate naik, bunga kredit ikut naik, begitu juga sebaliknya.

Biasanya digunakan untuk kredit jangka panjang seperti KPR. Di awal, bank sering memberi bunga promo rendah selama 1–2 tahun pertama, lalu setelahnya mengikuti suku bunga pasar. Kekurangannya adalah cicilan bisa berubah sewaktu-waktu sehingga menimbulkan ketidakpastian.

3. Bunga Flat

Bunga flat biasanya dipakai untuk kredit kendaraan atau kredit tanpa agunan (KTA). Perhitungannya sederhana: bunga dihitung dari pokok pinjaman awal, lalu dibagi rata sepanjang masa cicilan.

Misalnya pinjaman Rp10 juta dengan bunga 10% per tahun selama 24 bulan. Cicilan per bulan akan tetap, meskipun saldo pinjaman berkurang.

Kelebihannya adalah mudah dihitung dan angsurannya stabil. Tapi, total bunga yang dibayar bisa lebih besar dibanding sistem bunga efektif.

Baca Juga: Perbedaan Bunga Flat dan Efektif, Mana yang Lebih Menguntungkan?

4. Bunga Efektif

Bunga efektif dihitung berdasarkan saldo pinjaman yang tersisa. Jadi, semakin kecil sisa utang, semakin kecil juga bunga yang dibayar.

Sistem ini lebih adil karena beban bunga makin menurun seiring berjalannya waktu. Biasanya digunakan untuk KPR. Kekurangannya, cicilan di awal terasa lebih berat dibanding bunga flat.

5. Bunga Anuitas

Bunga anuitas adalah gabungan antara bunga efektif dan cicilan tetap. Pada awal masa kredit, porsi bunga lebih besar, sementara di akhir masa pinjaman porsi pokok lebih dominan. Sistem ini umum dipakai pada kredit jangka panjang, terutama KPR.

Data Terbaru Suku Bunga di Indonesia

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2025, suku bunga kredit konsumsi di Indonesia cukup bervariasi, tergantung jenis bank:

• Bank pemerintah: sekitar 9,08% per tahun
• Bank daerah: sekitar 10,37% per tahun
• Bank swasta nasional: sekitar 11,52% per tahun
• Bank asing & joint venture: bisa mencapai 29,12% per tahun

Angka ini menunjukkan betapa pentingnya membandingkan bunga sebelum mengajukan kredit. Jangan langsung tergiur promosi, tapi lihat juga total biaya dan jangka waktunya.

Baca Juga: 5 Jenis Pinjaman Bank dengan Bunga Rendah, Cicilan jadi Lebih Ringan

Tips Mengelola Bunga Bank Supaya Tidak Merugikan

• Pilih bank dengan bunga simpanan kompetitif. Jika tujuan Anda menabung, cari bank yang menawarkan bunga deposito lebih tinggi dengan risiko rendah.
• Bandingkan bunga kredit sebelum meminjam, Jangan buru-buru ambil pinjaman, cek dulu bunga dari beberapa bank. Selisih 1–2% saja bisa menghemat banyak uang dalam jangka panjang.
• Sesuaikan tenor dengan kemampuan bayar. Pinjaman jangka panjang memang cicilannya lebih kecil, tapi total bunga yang dibayar bisa lebih besar.
• Gunakan pinjaman dengan bijak. Pastikan pinjaman digunakan untuk kebutuhan produktif atau mendesak, bukan sekadar konsumsi.
• Pertimbangkan pelunasan lebih cepat. Jika memungkinkan, melunasi lebih cepat akan mengurangi beban bunga, terutama pada sistem bunga efektif.

Baca Juga: Benarkah Bunga KTA Rendah? Ini Suku Bunga dan Persyaratannya

Dari penjelasan di atas, kita bisa simpulkan bahwa bunga bank adalah hal penting yang wajib dipahami setiap orang, baik sebagai penabung maupun peminjam. Dengan mengetahui pengertian bunga bank, jenis-jenisnya, dan cara menghitungnya, Anda bisa mengatur strategi keuangan lebih baik.

Ingat, arti bunga bank bukan hanya sekadar angka tambahan, tapi juga faktor penentu kesehatan finansial Anda. Jadi, selalu cermat dalam memilih produk simpanan atau pinjaman. Dengan begitu, Anda bisa memanfaatkan bunga sebagai keuntungan, bukan sebagai beban.